Strategi broadcast kini menjadi makin penting untuk mendorong penjualan, terutama ketika pelanggan setiap hari menerima ratusan pesan. Dalam situasi sepadat ini, broadcast WhatsApp yang tidak terarah akan mudah di-skip—bahkan berpotensi diblokir.
Namun saat strategi broadcast dieksekusi dengan presisi, channel ini dapat berubah menjadi touchpoint paling kuat yang mendorong pelanggan mengambil keputusan pembelian lebih cepat.
- Apa Itu Broadcast Marketing?
- Mengapa Strategi Broadcast Bisa Meningkatkan Penjualan
- Strategi Broadcast WhatsApp yang Terbukti Meningkatkan Penjualan
- 1. Lakukan Segmentasi Audiens
- 2. Personalisasi untuk Meningkatkan Relevansi Pesan
- 3. Gunakan Teknik Copywriting yang Terbukti Efektif
- 4. Tentukan Timing Terbaik untuk Broadcast
- 5. Optimalkan Frekuensi Pengiriman Pesan
- 6. Gunakan Format Pesan yang Mengundang Aksi (CTA)
- 7. Gunakan Template Pesan yang Relevan
- 8. Gunakan Media Pendukung
- 9. Selalu Sertakan Nilai yang Jelas untuk Pelanggan
- 10. Pantau dan Evaluasi Performa Broadcast Secara Berkala
- 6 Jenis Broadcast yang Efektif untuk Meningkatkan Penjualan
- Mulai Tingkatkan Konversi dengan Broadcast yang Efektif
Apa Itu Broadcast Marketing?
Broadcast marketing adalah cara mengirim pesan secara massal ke banyak pelanggan melalui satu platform komunikasi. Di Indonesia, WhatsApp menjadi channel paling efektif karena digunakan hampir semua pelanggan setiap hari.
Broadcast umumnya digunakan untuk promo, peluncuran produk, reminder, hingga pemberitahuan penting yang harus menjangkau banyak orang dalam waktu singkat. Tantangannya, pesan massal tetap harus relevan dan tertata agar tidak dianggap mengganggu atau masuk ke kategori spam.
Dengan memahami cara kerja serta prinsip broadcast yang benar, bisnis dapat memaksimalkannya sebagai strategi komunikasi yang efisien untuk mendorong penjualan.
Mengapa Strategi Broadcast Bisa Meningkatkan Penjualan
Broadcast WhatsApp adalah salah satu channel yang paling efektif dalam memengaruhi perilaku pelanggan. Beberapa alasannya adalah sebagai berikut.
1. Open Rate yang Sangat Tinggi
WhatsApp memiliki open rate hingga 98%, menjadikan broadcast sebagai salah satu channel pemasaran dengan visibilitas tertinggi.
2. Respons yang Lebih Cepat
Pelanggan biasanya merespons pesan WhatsApp dalam hitungan menit, menjadikannya ideal untuk flash sale, reminder, dan campaign dengan urgensi tinggi.
3. Personalisasi yang Lebih Natural
Broadcast memungkinkan bisnis mengirimkan pesan yang secara tone terasa personal, sehingga pelanggan lebih mudah terhubung dengan penawaran yang diberikan.
4. Efektif untuk Retensi dan Repeat Order
Jenis pesan seperti promo ulang tahun, loyalty member, atau rekomendasi produk berdasarkan riwayat pembelian terbukti meningkatkan repeat purchase.
Dengan kata lain, strategi broadcast yang tepat dapat mempercepat perjalanan pelanggan dari mempertimbangkan produk hingga melakukan pembelian.
Strategi Broadcast WhatsApp yang Terbukti Meningkatkan Penjualan
Strategi broadcast yang benar tidak hanya menentukan apakah pesan Anda dibaca, tetapi juga apakah pesan tersebut mampu mendorong tindakan pembelian.
Berikut adalah 10 strategi terpenting yang dapat meningkatkan efektivitas broadcast WhatsApp Anda secara signifikan.
1. Lakukan Segmentasi Audiens
Segmentasi menjadi dasar utama dalam menjalankan broadcast yang efektif. Daripada mengirim pesan yang sama ke semua kontak, bisnis perlu membagi pelanggan berdasarkan perilaku, minat, dan riwayat transaksi.
Segmentasi yang tepat membuat setiap pesan terasa lebih relevan bagi penerimanya, sehingga potensi konversi meningkat. Dalam praktiknya, segmentasi dapat dilakukan dengan mengunggah data pelanggan secara terpisah ke dashboard omnichannel dan mengelompokkannya sesuai kategori yang dibutuhkan.
Lenna AI memungkinkan bisnis mengakses data behavior, preferensi, dan histori transaksi pelanggan langsung dalam satu sistem. Proses ini membuat segmentasi lebih presisi tanpa repot mengolah data sendiri.
2. Personalisasi untuk Meningkatkan Relevansi Pesan
Personalisasi menghadirkan sentuhan manusiawi dalam sebuah broadcast. Pelanggan cenderung lebih merespons pesan yang memanggil nama mereka, menampilkan rekomendasi produk yang sesuai, atau menawarkan promo berdasarkan riwayat interaksi sebelumnya. Pesan seperti ini terasa lebih personal dan jauh lebih sulit diabaikan.
Personalisasi dapat dilakukan menggunakan template WhatsApp Broadcast yang mendukung variabel dinamis. Data seperti nama pelanggan, histori percakapan, dan preferensi produk bisa langsung ditarik dari Lenna Omnichannel.
Dengan begitu, setiap pesan tetap konsisten dan relevan meski dikirim ke ribuan pelanggan sekaligus.
3. Gunakan Teknik Copywriting yang Terbukti Efektif
Copywriting yang efektif membantu pesan broadcast lebih cepat dipahami dan lebih menarik hanya dalam beberapa detik. Gunakan alur sederhana seperti Hook → Value → Bukti → CTA agar pesan tetap jelas dan fokus pada satu tujuan.
Pelanggan tidak memiliki banyak waktu, sehingga pesan harus dapat menyampaikan manfaat utama dengan cepat. Untuk mengetahui copywriting yang paling efektif, bisnis bisa memantau performa pesan melalui fitur template analytics WhatsApp Marketing Message.
Dengan memantau data klik, respons, dan pembukaan pesan, Anda dapat mengetahui copy yang menghasilkan hasil terbaik. Ini membantu menyusun strategi lanjutan yang lebih akurat berdasarkan data.
4. Tentukan Timing Terbaik untuk Broadcast
Timing memiliki peran penting dalam hasil sebuah broadcast. Di Indonesia, jam dengan engagement tertinggi biasanya berada di kisaran 09.00–11.00, 16.00–18.00, dan 19.00–21.00—periode ketika pelanggan lebih aktif membuka WhatsApp.
Fitur scheduling pada dashboard omnichannel memudahkan bisnis menjadwalkan broadcast di waktu terbaik tanpa perlu mengirim secara manual. Selain itu, pola aktivitas pelanggan dapat dipelajari melalui riwayat waktu chat di Lenna Omnichannel Chat, sehingga timing dapat diatur lebih akurat berdasarkan perilaku nyata pelanggan.
Baca Juga : Pengertian, Manfaat, Jenis-jenis dan Contoh Customer Trust
5. Optimalkan Frekuensi Pengiriman Pesan
Frekuensi pengiriman adalah elemen sensitif yang harus diperhatikan. Broadcast yang terlalu sering dapat membuat pelanggan merasa terganggu, sementara yang terlalu jarang membuat brand sulit diingat. Diperlukan keseimbangan agar tetap efektif tanpa membebani pelanggan.
Bagi sebagian besar bisnis, frekuensi 1–2 kali per minggu sudah cukup untuk menjaga engagement pelanggan. Namun, pesan seperti abandoned cart atau update status pesanan dapat dikirim lebih sering karena sifatnya relevan dan biasanya tidak dianggap mengganggu.
6. Gunakan Format Pesan yang Mengundang Aksi (CTA)
CTA adalah faktor penentu apakah pelanggan akan mengambil langkah setelah membaca pesan Anda. CTA harus ringkas, jelas, dan langsung mengarahkan pelanggan pada tujuan yang diinginkan, seperti “Beli Sekarang,” “Lihat Produk,” atau “Klaim Diskon.”
Sesuaikan CTA dengan konteks pesan yang dikirim. Untuk konten edukasi, gunakan CTA seperti “Pelajari Lebih Lanjut,” sedangkan untuk abandoned cart, gunakan CTA seperti “Selesaikan Pembelian.” CTA yang tepat memudahkan pelanggan mengetahui tindakan berikutnya tanpa kebingungan.
7. Gunakan Template Pesan yang Relevan
Template pesan berperan penting untuk menjaga konsistensi brand sekaligus mempercepat proses penyusunan broadcast. Anda bisa menyiapkan berbagai template khusus, mulai dari promosi, rilis produk baru, pengingat keranjang, hingga pesan personal seperti ucapan ulang tahun.
Dengan adanya template, tim tidak lagi harus membuat pesan dari nol setiap kali menjalankan kampanye. Selain menghemat waktu, penggunaan template membuat pesan terlihat lebih profesional, mengurangi potensi kesalahan, dan memastikan setiap broadcast memiliki susunan yang jelas serta mudah dipahami pelanggan.
8. Gunakan Media Pendukung
Penggunaan elemen visual dapat meningkatkan CTR secara signifikan—bahkan mencapai 50–80%—karena pelanggan cenderung memproses informasi visual lebih cepat daripada teks. Menambahkan gambar produk, voucher, atau potongan katalog mini mampu membuat pesan lebih mencuri perhatian sekaligus mempercepat pemahaman pelanggan.
Bagi bisnis yang memanfaatkan WhatsApp Business API, tersedia format broadcast seperti carousel yang memudahkan Anda menampilkan berbagai produk atau penawaran sekaligus dalam satu pesan.
Carousel memberikan pengalaman browsing mini sekaligus mendorong pelanggan untuk mengeksplor lebih banyak item sebelum mengambil tindakan pembelian.
9. Selalu Sertakan Nilai yang Jelas untuk Pelanggan
Setiap pesan broadcast idealnya membawa manfaat yang benar-benar dirasakan pelanggan. Entah itu berupa diskon menarik, akses khusus, informasi yang dibutuhkan, atau rekomendasi produk yang relevan dengan kebutuhan mereka. Semakin nyata nilai yang diterima, semakin besar kemungkinan pelanggan membuka dan menindaklanjuti pesan Anda.
Manfaat dalam broadcast tidak selalu harus berbentuk promo. Banyak pelanggan justru lebih menghargai informasi bermanfaat seperti panduan penggunaan, insight, atau kabar terbaru yang relevan dengan kebutuhan mereka. Ketika bisnis konsisten memberikan nilai yang tepat, hubungan dengan pelanggan menjadi lebih kuat dan loyalitas pun meningkat.
10. Pantau dan Evaluasi Performa Broadcast Secara Berkala
Melakukan evaluasi secara berkala memungkinkan Anda mengetahui taktik mana yang efektif dan mana yang perlu dioptimalkan. Indikator seperti tingkat pembukaan pesan, klik, respons, hingga konversi memberikan gambaran jelas mengenai kinerja setiap broadcast.
Melalui fitur analytics di Lenna AI Omnichannel Chat, bisnis bisa memonitor kinerja broadcast secara langsung. Informasi ini membantu mengungkap waktu pengiriman yang paling optimal, tipe pesan yang menghasilkan klik tertinggi, hingga pola respons pelanggan.
Evaluasi berbasis data memastikan strategi broadcast semakin matang dan menghasilkan penjualan yang lebih tinggi dari waktu ke waktu.
Baca Juga : 4 Strategi Pemasaran Efektif dan Contohnya untuk Tingkatkan Penjualan
6 Jenis Broadcast yang Efektif untuk Meningkatkan Penjualan
Tidak semua broadcast memberikan dampak yang sama. Berikut enam jenis broadcast yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan berdasarkan perilaku pelanggan dan pola kampanye WhatsApp di Indonesia.
1. Promo Flash Sale
Flash sale bekerja karena memicu rasa urgensi. Saat pelanggan sadar bahwa penawaran hanya tersedia dalam waktu sangat terbatas, mereka terdorong untuk segera bertindak. Inilah yang membuat flash sale ampuh untuk meningkatkan traffic dan penjualan dalam waktu singkat.
Untuk memaksimalkan hasil, pastikan penawaran disajikan dengan jelas dan langsung terbaca. Tambahkan elemen visual atau carousel bila tersedia agar pelanggan tertarik sejak awal dan memahami promo tanpa harus berpikir panjang.
Contoh:
“Flash Sale 2 jam! Diskon 50% untuk semua kategori. Klik di sini (link)”
2. Peluncuran Produk Baru
Broadcast peluncuran produk mampu menciptakan rasa eksklusif. Memberikan early access atau cuplikan pertama membuat pelanggan merasa istimewa dan semakin penasaran untuk mencoba produk terbaru Anda.
Tampilkan visual yang menonjolkan fitur penting dan kelebihan produk. Format carousel dapat digunakan untuk menghadirkan beberapa varian atau highlight produk sekaligus dalam satu pesan broadcast.
Contoh:
“Kak, produk terbaru kami sudah rilis! Dapatkan akses awal di sini (link)”
3. Rekomendasi Produk Berdasarkan Riwayat Pembelian
Rekomendasi yang didasarkan pada riwayat pembelian pelanggan terasa lebih personal. Ketika pesan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka, peluang terjadinya upsell maupun cross-sell meningkat dengan jauh lebih besar.
Anda dapat menargetkan pelanggan berdasarkan kategori tertentu atau produk terakhir yang mereka beli. Semakin personal rekomendasinya, semakin besar peluang terjadinya pembelian.
Contoh:
“Ada item baru yang bisa melengkapi pembelian kamu sebelumnya! Cek rekomendasinya (link)”
4. Reminder Keranjang Belanja (Abandoned Cart)
Banyak pelanggan meninggalkan keranjang bukan karena tidak ingin membeli, tetapi karena terdistraksi. Reminder keranjang membantu mengingatkan mereka untuk melanjutkan transaksi.
Tambahkan sentuhan urgensi seperti stok terbatas atau promo kecil agar pelanggan terdorong menyelesaikan pembelian. Menampilkan ulang produk lewat carousel juga sangat membantu.
Contoh:
“Kak, produk yang kamu pilih masih di keranjang. Ambil sebelum sold out ya (link)”
5. Program Loyalitas / Member Exclusive
Broadcast loyalty program memberi rasa spesial bagi pelanggan yang sudah setia. Penawaran eksklusif seperti voucher tambahan atau early sale membuat mereka merasa dihargai.
Jenis broadcast ini efektif meningkatkan repeat order dan nilai transaksi pelanggan setia. Komunikasi eksklusif membangun relasi yang lebih kuat antara brand dan pelanggan.
Contoh:
“Khusus Member Gold: dapatkan voucher tambahan 15% untuk pembelian berikutnya.”
6. Follow-Up Setelah Transaksi
Follow-up membantu memastikan pelanggan merasa diperhatikan setelah bertransaksi. Ini meningkatkan pengalaman pelanggan dan membuka peluang repeat order.
Anda dapat menggunakannya untuk memberikan rekomendasi produk pelengkap, panduan penggunaan, atau ajakan untuk memanfaatkan promo lanjutan. Pendekatan ini halus namun efektif.
Contoh:
“Terima kasih sudah berbelanja! Ini rekomendasi produk pelengkap (link)”
Mulai Tingkatkan Konversi dengan Broadcast yang Efektif
Ketika strategi broadcast dijalankan dengan benar, pesan menjadi lebih relevan, mudah dipahami, dan jauh lebih kuat dalam mendorong pembelian. Kombinasi segmentasi yang tepat, personalisasi yang presisi, serta pemilihan jenis pesan yang sesuai dapat menjadikan broadcast salah satu kanal penjualan paling efektif di WhatsApp.
Untuk pengiriman broadcast dalam volume besar yang lebih aman, stabil, dan dapat diukur, penggunaan WhatsApp Business API adalah langkah terbaik selanjutnya. Hubungi Lenna AI untuk berkonsultasi dan melihat bagaimana solusi ini dapat dioptimalkan untuk kebutuhan bisnis Anda.
Baca Juga: Tips Liburan Akhir Tahun Tanpa Gangguan Operasional
